Rabu, 13 November 2013

Model Sofware Process ( Rekayasa Perangkat Lunak )

Refleksi : Pembelajaran Model Software Process


Pada pembelajaran Software Process ini saya mengetahui ada lima buah model yang bisa digunakan yaitu Waterfall Model, Incremental Model, Prototyping Model, Rapid Application Development Model dan Spiral Model.
Dan dari kelima model tersebut hanya satu model yang saya mengerti yaitu Spiral Model karena saya dan kebetulan kelompok saya mengangkat atau membahas tentang Spiral model ini yang dimana pada Spiral model ini saya dapat mengetahui bahwa Spiral Model ini bisa digunakan dan mungkin sangat efektif untuk membuat suatu perangkat lunak yang akan digunakan dalam jangka panjang atau penggunaan seumur hidup dan pada Spiral Model ini kita dapat terus mengembangkan perangkat lunak yang kita gunakan tersebut agar bisa mengikuti perkembangan yang terjadi.

Saya masih kurang memahami model software process yang lain mungkin dikarenakan mungkin saya tidak terlalu fokus untuk membaca atau memperhatikan model yang lain yaitu Waterfall Model, Incremental Model, Prototyping Model, serta Rapid Application Development jadi saya kurang paham terhadap model - model tersebut.

Menurut saya pada proses pembelajaran Model Software Process ini saya bisa paham walaupun hanya satu model dan saya sudah bisa mengetahui fungsi - fungsi dari model tersebut dankegunaannya serta kelebihan dan kekurangannya, hal ini dikarenakan proses pembelajarannya cukup menarik dan sangat mudah dimengerti karena dosen atau pengajar mengkaji pembelajaran tentang Model Software Process dengan bahasa dan cara yang mudah dan bisa di pahami oleh saya.

Perbedaan Waterfall dan Spiral Model (Rekayasa Perangkat Lunak)

Perbedaan Waterfall Model dan Spiral Model


Letak perbedaan yang sangat mencolok dari Waterfall model dan Spiral model tentu saja dari tahap - tahap untuk membuat suatu perangkat lunak pada waterfall model tahap - tahap pengerjaan perangkat lunaknya selalu mengalir kebawah seperti air terjun dengan tahap - tahapnya antara lain Analisis dan Definisi Persyaratan lalu kemudian Perancangan Sistem Desaign kemudian Implementasi dan Programing lalu Integrasi dan Pengujian Sistem kemudian Operasi dan Pemeliharaan.
Sedangkan pada Spiral Model mempunyai tahap - tahap yang antara lain Komunikasi Pelanggan kemudian Perencanaan lalu Analisis Resiko kemudian akan di lanjutkan di Perekayasaan setelah itu memasuki tahap Konstruksi dan Peluncuran dan terakhir adalah tahap Evaluasi Pelanggan.

Dari perbedaan tahap - tahap tersebut kita sudah dapat melihat dan memilih Model manakah yang lebih bagus di gunakan untuk keperluan kita. Jika kita hanya memerlukan sebuah perangkat lunak untuk perusahaan atau proyek kecil kita dapat memakai Waterfall Model dikarenakan tidak adanya pengembangan lagi setelah perangkat lunak tersebut dipasang sedangkan jika kita memerlukan sebuah perangkat lunak untuk perusahaan atau proyek yang berskala besar
maka kita dapat menggunakan Spiral Model dimana pada model ini kita bisa mengembangkan perangkat lunak yang telah kita pasang sehingga perangkat lunak tersebut bisa terus berkembang seiring dengan kebutuhan kita atau penggunanya.

Selain dari perbedaan tahap - tahap dari kedua model tersebut, tentu saja pada kelebihan dan kekurangan dari dua model tersebut juga berbeda.
Perbedaannya dari kelebihannya yaitu pada Waterfall model memiliki keuntungan dengan model ini mudah di kontrol dan mudah di implementasikan sedangkan keuntungan pada Spiral Model yaitu dapat digunakan sepanjang hidup dan mudah di pahami dan bereaksi terhadap resiko pada tiap tahapan pada prosesnya.

Sedangkan Kekurangan pada kedua model ini antara lain kekurangan pada Waterfall Model yaitu perangkat lunaknya tidak dapat di ubah lagi model yang tidak bisa di gunakan dalam jangka waktu yang lama dan kekurangan pada Spiral Model yaitu sulit untuk di kontrol dan butuh waktu yang lama dalam pembuatan suatu perangkat lunak.

Model Spiral ( Rekayasa Perangkat Lunak )

Spiral Model


Spiral Model adalah suatu model tentang tahapan pembuatan suatu perangkat lunak, spiral model ini adalah salah satu dari model revolusioner, model spiral merangkai sifat interatif yaitu sifat yang ditandai yang memungkinkan untuk mengembangkan versi dari suatu perangkat lunak secara bertahap untuk menghasilkan perangkat lunak yang lebih lengkap atau lebih sempurna dan terkontrol.

Model Spiral memiliki beberapa tahapan dalam proses pembuatan perangkat lunak. Prosesnya antara lain yaitu Proses Komunikasi Pelanggan, kemudian Proses Perencanaan, kemudian Proses Analisis Resiko, kemudian Proses Perekayasaan, kemudian Proses Konstruksi dan Peluncuran, kemudian Evaluasi Pelanggan dan akan berulang kembali jika pelanggan menginginkan pengembangan untuk perangkat lunak yang dia inginkan.

Pada proses yang pertama yaitu proses Komunikasi Pelanggan dimana pada tahap ini kita sebagai penjual perangkat lunak berkomunikasi dengan pelanggan untuk mengetahui apa yang pelanggan inginkan pada perangkat lunaknya.
Setelah melewati proses pertama kita akan memasuki tahap kedua atau proses kedua yaitu proses Perencanaan dimana pada tahapan ini kita akan mendefinisikan tentang perancangan perangkat lunak yang akan kita buat seperti berapa lama waktu yang akan dibutuhkan, apa aja sumber daya yang kita butuhkan saat membuat perangkat lunak tersebut dan informasi-informasi lainnya yang berhubungan.
Setelah melewati proses pertama dan kedua maka kita akan memasuki tahapan yang ketiga yaitu proses Analisis Resiko dimana pada tahapan ini kita akan menganalisis resiko - resiko yang akan terjadi pada saat pembuat suatu perangkat lunak apakah itu resiko manajemen maupun resiko teknis pada perangkat lunak tersebut.
Setelah melalui tahap pertama, kedua dan ketiga setelah itu kita memasuki proses atau tahapan Perekayasaan dimana pada proses bagaimana kita membuat satu atau lebih representatif dari aplikasi tersebut.
Setelah melalui tahap pertama, kedua, ketiga, keempat dan sekarang kita memasuki tahap kelima yaitu Proses Konstruksi dan Peluncuran dimana pada proses kelima ini kita akan mengkonstruksi, menguji, memasang dan akan memberikan pelayanan pada konsumen atau pelanggan yang memesan perangkat lunak yang kita buat setelah melalui empat tahapan sebelumnya.
Dan  setelah melalui tahapan pertama, kedua, ketiga, keempat dan kelima kita akan memasuki tahapan keenam dan yang juga merupakan tahapan terakhir dari proses spiral model yaitu proses Evaluasi Pelanggan dimana pada tahapan ini kita akan mendapatkan pendapat dari pelanggan tentang perangkat lunak yang telah kita jual padanya dan pada tahap ini juga pelanggan akan memberitahu apakah perangkat lunak yang kita buat dia ingin kembangkan lagi, jika pelanggan akan mengembangkan lagi perangkat lunak yang dia punyai maka kita akan mulai mengembangkan perangkat lunak tersebut dari tahap awal lagi yaitu proses Evaluasi Pelanggan dan seterusnya hingga perangkat lunak tersebut jadi seperti apa yang pelanggan kita inginkan.

Model Spiral ini dapat digunakan sepanjang kehidupan artinya pada model ini tidak akan berakhir jika terus dikembangkan dimana awal bisa menjadi pengembangan lagi pada suatu perangkat lunak dan pada model ini bisa terjadi pemberhentian dimana jika kita tidak menggunakan perangkat lunak tersebut lagi atau tidak ingin mengembangkannya lagi maka bisa saja terjadi pemberhentian seperti ini tapi jika perangkat lunak tersebut kita ingin kembangkan lagi maka prosesnya bisa dimulai lagi. Model spiral ini biasanya digunakan atau dipakai oleh perusahaan - perusahaan besar yang membutuhkan perangkat lunak yang terus di kembangkan.

Pada Model Spiral ini juga mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya antara lain yaitu perangkat lunak bisa dipakai sepanjang kehidupan, sangat cocok untuk mengembangkan perangkat lunak pada perusahaan - perusahaan besar, dan dapat mengurangi resiko - resiko yang dapat menjadi masalah yang serius pada perangkat lunak. Kekurangannya antara lain yaitu susah untuk menaksir resiko yang terjadi pada pembuatan perangkat lunak tersebut,dan membutuhkan waktu yang lama untuk membuat suatu perangkat lunak.